PP Darussyifa Al-Fithroh yaspida Sukabumi menyeleggarakan kegiatan bimbingan teknis yang bekerjasama dengan Kementrian Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, bimbingan teknis ini mengusung tema pengolahan pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi, kotoran ternak sapi berpotensi menjadi pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman, yang akan berlangsung selama 4 hari 19 sampai 22 November 2023 di PP Darussyifa Al-Fithroh Yaspida Sukabumi. Acara di buka oleh Bapak H. Yuda Kurniawan, S.Sos., M.Pd.I Kepala SDM Kelembagaan beliau membuka acara Bimtek.
Bapak Drs Herman Budoyu Pembina Industri Ahli Madya Dirjen Industri kecil menengan dan aneka menyebutkan dalam sambutannya sekaligus membuka acara bahwa kegiatan ini sekaligus merupakan kunjungan silaturahmi, bertatap muka dengan para pejuang-pejuang enterpreneur muda santri yaspida “Kami melihat PP Darussyifa Al-Fithroh kedepan memiliki potensi yang sangat baik, tinggal lagi bagaimana potensi itu didukung dengan teknologi, sehingga nanti bisa bermanfaat bagi pembangunan pertanian dilingkungan tersebu,” ujarnya di hadapan para enterpreneur santri yaspida yang tampak sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Beliau menambahkan, bimtek ini bisa diterapkan, diadopsi dan dikembangkan oleh masyarakat sekitar, karena pada dasarnya mudah untuk dipraktekkan. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah mahalnya pupuk atau kelangkaan pupuk. “Jadi ini bisa menjadi solusi bagi kita, karena dengan cara yang sederhana namun membawa manfaat yang sangat luar biasa,” demikian pungkasnya.
“Kami berharap, dengan adanya bimbingan teknis ini, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para santri preneur. Silahkan bertanya dan berkonsultasi. Semoga ini bisa segera diterapkan untuk kemajuan Pertanian,” tutupnya.
Bapak H. Nandang yuda Irawan., M.Pd Kepala Sekolah SMK Terpadu 2 Yaspida Sebagai Tuan Rumah juga menyampaikan bahwa kami menyambut baik kegiatan Bimtek iniq. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya kesiapan SDM yang lebih kompeten, maka kegiatan budidaya tanaman dapat tergarap lebih baik dan diperoleh hasil yang lebih optimal.
Selanjutnya dilanjut dengan pemaparan materi Bimtek oleh Bapak Wahyu Pancasila Narasumber dari Kementrian Perindustiran menyampaikan pemaparan hari ini, tematik kegiatan kita menyangkut pengolahan limbah ternak, melalui penyiapan petani yang maju, mandiri dan modern, diharapkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian dapat meningkat dan terjaga kontinuitasnya, sehingga secara tidak langsung akan menjaga kestabilan harga produk pertanian di pasaran. jelasnya singkat.
Dalam pemaparan materi Pengelolaan Limbah Ternak untuk Dijadikan Kompos atau Biogas, narasumber Bapak Wahyu Pancasila menyatakan bahwa limbah ternak dapat berupa kotoran ternak (feces dan urine) maupun sisa pakan ternak, yang cenderung dibuang atau tidak diolah lebih lanjut. Padahal potensi limbah ini dapat digunakan sebagai pupuk organik (pupuk organik padat maupun cair), pakan ternak atau ikan, serta penghasil bioenergi (biogas). Pemanfaatan pupuk organik atau kompos di lahan pertanian, dapat mengatasi pengaruh buruk penggunaan pupuk anorganik terhadap tanah dan lingkungan, serta salah satu solusi mengatasi kelangkaan pupuk anorganik bersubsidi.
Lebih lanjut dijelaskan, kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik berupa kotoran ternak, sisa hasil panen, sisa makanan dan sebagainya. Proses pelapukan dipercepat dengan merangsang perkembangan dan aktivitas bakteri pengurai. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi kompos ke lahan pertanian adalah tingkat kematangan kompos. Kompos yang belum matang bila digunakan dalam budidaya tanaman, dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini disebabkan karena terjadi imobilisasi bentuk hara menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman dan berpotensi membawa patogen.
Dia menyebutkan ciri-ciri kompos yang sudah matang antara lain: warna dan baunya seperti tanah, tidak panas, teksturnya remah, serta rasio C/N sekitar 20.
Selain dijadikan kompos, limbah ternak dapat menghasilkan biogas. Beliau menambahkan bahwa biogas merupakan hasil dekomposisi bahan organik melalui proses fermentasi anaerob menghasilkan gas berupa gas metana (CH4). Gas metana adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan sangat mudah terbakar. Hal tersebut menjadikan biogas memiliki prospek yang baik sebagai sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan untuk menghadapi krisis energi. Selain bahannya yang mudah diperoleh, biogas juga bersifat ramah lingkungan. Limbah biogas dari kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang memiliki kandungan hara lengkap.
Kegiatan ini akan dilanjut dengan Praktek mulai dari tanggal 20 hari senin besok sampai 22 Novmeber 2023.
Photo Kegiatan : www.yaspidasukabumi.or.id/gellery