Pondok Pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al-Fithroh Yaspida Sukabumi melaksanakan kegiatan sholat Ied (sholat idul Fitri 1 Syawal 1444 hijriah). Alhamdulillah, kita telah mencapai akhir bulan ramadhan dan menyambut idul Fitri yang penuh berkah. Sebagai umat muslim, kita diwajibkan untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menyambut hari kemenangan ini. Salah satu hal yang perlu kita lakukan adalah memperbanyak amalan di hari-hari terakhir Ramadhan.
Bertempat di Lapang Gors Yaspida, kegiatan sholat Ied (sholat idul Fitri 1 Syawal 1444 hijriah) berlangsung. Sholat Ied ini, dipimpin oleh Kepala Kepesantrenan Ust. Saefulloh M.Pd, Ust Ahmad Suhaemi. S.Ud,. M.Pd bertindak sebagai Khotib dan di imami langsung oleh pimpinan pondok pesantren Dr. Drs.KH. E. Supriatna Mubarok, MSc., M.M.
Hadir dalam sholat Ied ini, warga atau para jama’ah sholat Ied dilingkup Pondok Pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al-Fithroh Yaspida Sukabumi, Dr. Hj. Lani Melani, M.MPd. sebagai Ketua Yayasan, Gus Rio sebagai Dewan Pengawas, Seluruh Kepala Sekolah di masing-masing komponen, Kepala Aset & SDM Yuda Kurniawan S.Sos.,M.pd., H. Enzon Z.M, Dir. Bisnis Center Agus Budiman, S.E, santri/siswa yang masih berada di pondok pesantren, serta pengurus Pondok Pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al-Fithroh Yaspida Sukabumi, maupun jama’ah sekitar lingkungan pondok pesantren.
Dalam sambutan pembukaan rangkaian acara kegiatan shalat idul fitri 1444H, Kepala Kepesantrenan Ust. Saefulloh M.Pd mengatakan hari raya idul Fitri merupakan momentum yang dinantikan sebagian umat muslim di seluruh dunia. Perayaan ini menandakan, bahwa bulan ramadhan telah usai, sebulan sebelumnya, kita diwajibkan berpuasa dan dianjurkan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Pada 1 Syawal, jatuhlah idul Fitri yang biasa diawali dengan melaksanakan sholat Ied. Rosullullah bersabda : “ingatlah Allah ketika senang, maka Allah akan mengingat engkau ketika sulit”, paparnya.
Disamping itu Ust Ahmad Suhaemi. S.Ud., M.Pd Dalam khotbahnya menyampaikan bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan ampunan dimana kita dilatih, di tempa untuk lebih membakar spirit dan semangat untuk melakukan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan. Puncak dari pengamalan ibadah tersebut adalah tercapainya predikat muttaqin dalam diri kita. Standart ukurannya adalah bagaimana nilai ritualitas dan spritualitas selama Bulan Ramadlan terus bisa dilanjutkan dalam kehidupan sehari-hari setelah Ramadhan. Lebih lanjut dalam khotbahnya beliau Menganjurkan agar kita sebagai umat islam yang bersaudara selalu memberikan Maaf, memaafkan dan meminta maaf atas semua kekhilafan yang dilakukan kepada saudara-ksaudara kita dengan berkata langsung maupun berjabat tangan saling bersalam-salaman.
Sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah, kita perlu mengaplikasikannya dengan tiga rukun syukur sebagai berikut:
- As-Syukru bil janan, syukur dengan hati. Merasa berterima kasih atas beragam nikmat besar yang telah kita terima dari Allah ta’ala.
- As-Syukrubil lisan, syukur dengan lisan, kita ungkapan kegemberiaan kita dengan mengucap hamdalah, takbir, tahmid dan perkataan-perkataan baik yang lain.
- As-Syukrubil arkan, syukur dengan anggota badan, kita tunaikan shalat Idul Fitri, kita buat ibadah badaniyah yang lain, silaturahim, bersedekah dan lain sebagainya.
Salah satu sifat manusia yang perlu diperbaiki adalah hanya mengingat Allah disaat susah saja, sedangkan disaat senang, bisa jadi mereka lupa dan lalai terhadap Allah. Sudah selayaknya seorang muslim, mengingat Allah di saat susah maupun di saat lapang dan senang. Demikian juga ketika akan berdo’a, hendaknya memperbanyak Do’a ketika keadaan lapang, agar Allah lebih cepat mengabulkan Do’a, hendaknya seorang mukmin, tidak menjadikan Allah sebagai pilihan terakhir ketika gembira, namun menjadi pilihan utama ketika bersedih dan susah. Apabila kita membuat permisalan, tentu kita tidak suka apabila keluarga atau saudara kita hanya datang ke kita pada saat susah saja atau pada saat butuh bantuan saja, selama ini dia tidak tahu kemana rimbanya dan tidak pernah mau menyambung silaturahmi, paparnya dalam Khutbahnya.
Acara di akhiri dengan saling bermaaf-maafan dan ramah tamah bersama jama’ah sholat Ied di Pondok Pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al-Fithroh Yaspida Sukabumi.
Kemenangan idul Fitri adalah ketika kita berhasil meraih kematangan spiritual dan sosial setelah satu bulan penuh digembleng dan di didik seperti dalam madrasah ramadhan. Saat idul Fitri sudah tiba, sudah seharusnya kita mencapai titik empati sedemikian rupa karena sudah melalui hari-hari berpuasa selama satu bulan. Namun sayang, kadang kita sendiri justru terlalu larut dalam kegembiraan yang kita sebut sebagai hari kemenangan. Mari kita renungi kembali pada momen suci ini. Sudahkah kita merasakan hari kemenangan dengan meraih nilai-nilai kemenangan yang seharusnya? Kemenangan yang bukan karena kita telah finish melewati jalan terjal ramadhan, tetapi kemenangan sesungguhnya yang tidak saja berupa kematangan spiritual, melainkan juga pencapaian kepekaan sosial yang seharusnya diraih.
Photo Video Kegiatan :
Redaksi : Rahman Ramdhani, S.T
Photo : Rahman Ramdhani, S.T
Video : Satria Dian Putra
Developer : Rahman Ramdhani, S.T
